Tazkirah pagi Selasa dan sebuah renungan bersama....
Ungkapan itu mungkin terlalu berat untuk diluahkan. Tak tahulah ego tahap mana yang meraja dalam diri. Susah sangatkah mahu dibebaskan dari sangkar hatimu itu? Biarkan hati diketuk. Dengan akal sekali lagi. Moga jernih air yang keruh.
Jangan memilih siapa dia. Perlukah dimaafkan atau tidak. Manusia adalah sama. Cermin diri. Muhasabah. Sempurnakah kita? Daripada mengenang kesilapannya yang cuma satu atau dua, apa kata kita hargai kebaikan dia yang lebih dari itu? Barulah terasa kemanisannya.
Ya, memberi dan memohon maaf itu salah satu hak dalam bersaudara. Memang mudah kepada yang ingin. Kalau ego yang menguasai, memanglah payah.
Bukankah memaafkan itu bermakna kita berlapang dada dengan apa yang terjadi. Benarlah, berlapang dada itu yang paling asas sebenarnya dalam tingkatan silaturrahim. Kalau yang asas pun rapuh, bagaimana binaan tersebut mampu kukuh?
Tapi benar. Andai dia tidak mahu memaafkan, kitalah yang perlu mengambil langkah pertama. Ungkapkan kata keramat itu pada dia walaupun hatimu yang terluka. Leburkan egomu sendiri sebelum meleburkan ego yang lain! InsyaAllah sedikit sebanyak luka itu akan sembuh perlahan-lahan.
What you give, you get back. Itulah konsepnya. Moga-moga dengan sikapmu yang berhati mulia itu bisa melembutkan hatinya untuk meminta maaf kembali. Siapa tahu? Api tak mungkin dipadamkan dengan api bukan? Maka jadilah air.
Sambungan... Kalau idea datang...
Sent by DiGi from my BlackBerry® Smartphone
Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dialami. Siapa pun pandai menghayati cinta tapi tiada siapa yg pandai menilai cinta kerana cinta bukan objek yg boleh di lihat oleh mata kasar. Sebaliknya cinta hanya dapat ditilik melalui hati dan perasaan.
Tuesday, June 21, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
saya follow...
-
-
-
-
-
Pilihan raya PBT, siapa untung siapa rugi4 years ago
-
-
-
spageti..11 years ago
-
2012......iam back12 years ago
-
Demi masa12 years ago
-
-
-
-
No comments:
Post a Comment