IP

Thursday, May 20, 2010

Inikah yang ku cari?

Betapa selama ini aku mencari
Sesuatu yang dapat mengisi
Kekosongan di naluri ini
Akhirnya aku temui
Mengisi segala yang diimpi
Kekal abadi selamanya di hati

Saat sepi mengetuk hati,
Ada satu kekosongan yang dirasai,
Jiwa kontang mulai menagih simpati,
Pada insan yang menjual harga diri,
Jauh dari kasih-Nya yang abadi,
Wahai jiwa yang kontang,
Inilah iman yang gersang,
Membuat hati sentiasa mencari,
Merindui Tuhan memberi petunjuk,
Agar nafsu dalam sentiasa tunduk,
Pada Allah ku cuba sentiasa tawadhuk,
Agar cinta yang didambakan beralih bentuk,
Dalam hati subur mewangi,
Kasihnya Allah tiada bertepi,
Inilah cinta yang ku cari selama ini,
Doa harapan ku ukir setiap hari,
Agar cinta Ilahi ini berkekalan di hati….


Terlalu banyak yang diinginkan, terlalu banyak kemahuan, terlalu banyak harapan, tingginya cita-cita dan ego yang akhirnya membuat hidup bagai tersesat entah kemana arah yang ingin dituju. Walau hati ini sudah berusaha berlari lurus tetapi tetap saja akhirnya diri ini tersesat kerana kesombongan dan keegoisan yang ada dalam diri. Terlalu sering ku melihat orang lain mendapatkannya dengan mudah, kadang kala dengan merengek dan meminta, dapat memiliki apa yang ingin sekali ku miliki. Kadang kala terlintas rasa iri di hati tetapi ku tau kemampuan diri ini dan hanya mampu berkata “suatu hari nanti pasti ku mampu memilikinya”. Dengan wajah tersenyum tetapi dalam hati menahan rasa yang tak tertahan, mulai merenung diri ini, bertanya, bagaimana, dan apa yang selanjutkan harus kulakukan untuk mendapatkan semua itu.

Mungkin dari semua itu akhirnya timbul pola pikir dan pilihan jalan hidup. Seakan-akan diri ini tak mau membuang-buang waktu untuk mendapatkan apa saja yang ku inginkan. Kadang kala terpikir apakah wang dapat membeli semua hal, kesenangan, kegembiraan, tawa, cinta, dan segalanya?

Pertanyaan dan persoalan berlegar dikepala. Teringat suatu ketika dahulu ketika ex-bos saya membawa saya ke rumah anak yatim di Cheras (kenapa saya lupa nama tempat itu!). Rumah perlindungan untuk kanak-kanak HIV. Itu yang buat hati ini tersentuh. Walau dalam keadaan kurang seperti itu, tetapi mereka masih bisa tersenyum dan tertawa, seakan mereka tidak ingat kekurangan yang mereka ada. Mereka semua saling tersenyum dan tertawa bersama-sama, saling menghilangkan beban hidup mereka masing-masing. Terkenang kembali saat dimana semasa saya berada di States yang mana kawan adalah segalanya. Dimasa itu kawan adalah pengubat duka. Dengan sedikit makanan, minuman dan rokok (haha), kami mampu tertawa dan bergurau disaat itu. Seakan semua masalah, beban hidup hilang begitu saja, diganti dengan gelak tawa terbahak-bahak disaat itu. Akhirnnya tiba-tiba terlintas, semua kesenangan saat bersama teman-teman. Tawa dan kesenangan yang tak terganti oleh apapun, Kesenangan dan kenikmatan yang mungkin tak bisa dinilai dengan wang ringgit. Tidak mampu dibeli dimana warung, supermarket, ataupun di mall.

Inikah jawaban yang ku cari selama ini? Inikah yang namanya arti kehidupan? Inikah yang namanya kejayaan? Inikah yang namanya kebahagiaan?

Setiap insan itu memiliki erti saat mereka berguna bagi orang lain, dapat menempatkan dirinya disaat apa dan bagaimana menempatkannya, dapat membuat orang lain merasa bererti, dapat melihat orang lain tersenyum bahagia. Kejayaan membentuk dan menjaga persahabatan kita, Kejayaan membuat orang lain senang dan bahagia, Kejayaan membantu sesamanya, Dan akhirnya kita menemukan kebahagian kita bersama mereka semua.

Apalah erti dari sebuah nama dan penghargaan? Apakah semua itu bererti tanpa ada sahabat-sahabat dan keluarga disamping kita?? Tentunya tidak, semua itu akan terasa hampa dan tak bererti, kerana kebahagian itu muncul saat dimana ada sahabat-sahabat, keluarga disamping kita yang memberikan keyakinan didalam meneruskan hidup, berkongsi cerita bersama mereka dan tertawa bersama. Melimpahnya harta pun terasa tak bererti saat mereka tidak ada. Terbayang olehku andai kata mereka tidak ada, nama yang begitu banyak, harta melimpah, orang lain pasti memandang kita berbeza. Entah apa tanggapan mereka, mungkin dianggap kita egois yang menganggap diri kita saja yang penting, yang lain tidak penting.

Teguran ini semakin membuat diri ini sedar, seharusnya diri ini mensyukuri apa yang telah Allah berikan, walau hanya sedikit pengetahuan yang ada. Akan menjadi lebih baik lagi jikalau dapat membantu sahabat, daripada meninggikan ego untuk menjadi lebih baik untuk diri sendiri dan mengejar kebendaan, yang sehingga membuat diriku terlupa akan kesenanganNya. Masih banyak yang perlu kupelajari tentang kehidupan didunia ini, masih panjang jalan yang kujalani. tetapi selama masih ada mereka semua. InnsyaAllah dapat ku jalani.

Teringat apa Kumpulan Brothers nukilkan didalam nasyidnya….

Teman Sejati

Selama ini
Kumencri-cari
Teman yang sejati
Buat menemani
Perjuangan suci

Bersyukur kini
PadaMu Illahi
Teman yang dicari
Selama ini
Telah kutemui

Dengannya di sisi
Perjuangan ini
Senang diharungi
Bertambah murni
Kasih Illahi
KepadaMu Allah
Kupanjatkan doa
Agar berkekalan
Kasih sayang kita

Kepadamu teman
Ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pengertian
Telah kuungkapkan
Segala-galanya...

KepadaMu Allah
Kupohon restu
Agar kita kekal bersatu
Kepadamu teman
Teruskan perjuangan
Pengorbanan dan kesetiaan
Telah kuungkapkan
Segala-galanya
Itulah tandanya
Kejujuran kita

1 comment:

  1. “Love comes to those who still hope even though they’ve been disappointed, to those who still believe even though they’ve been betrayed, to those who still love even though they’ve been hurt before.”
    ~Unknown

    Jangan terlampau hampa dan kecewa. You will find what you are looking for.... perhaps if you stop looking and analyzing, you can see it in front of you. Perhaps it has been there for a long time? Let's learn to let go, and give ourselves a second chance?

    ReplyDelete