Teman, ada kalanya memang, kita menemui kesedihan dan kebahagiaan. Ada kalanya, keduanya hadir berselang-seling, saling berganti mewarnai panjangnya jalan hidup ini. Saya yakin, ia memberikan kita semacam memori yang kerap membuat kita terkenang.
Dan teman, cubalah pula kita selalu mengingat setiap kebaikan dan kebahagiaan yang kita miliki. Simpanlah semua itu dengan kukuhnya di dalam hati kita, agar tak ada apapun yang mampu menghapusnya. Saya yakin, angin kebahagiaan dan keikhlasan, akan mampu menggantikan kesedihan kita yang akan kita selalu terkenang dan membuat kita optimis dalam menjalani panjangnya hidup ini.
Saya pernah membaca satu penyataan...
“Saat kita mendapat kesusahan, tulislah semua itu dalam pasir. Biarkan angin keikhlasan akan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu akan hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya lenyap dan pupus.” “Namun, ingatlah, saat kita mendapat kebahagiaan, pahatlah kemuliaan itu dalam batu, agar tetap terkenang dan membuat kita bahagia. Torehlah kenangan kesenangan itu dalam kerasnya batu, agar tak ada sesuatu yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada. Biarkan semuanya tersimpan.”
Namun, adakah kita mau menjadi seorang yang pemaaf, yang mampu untuk menuliskan setiap kesedihan di dalam pasir, agar angin keikhlasan mampu membawanya pergi? Maukah kita menjadi seorang yang tegar, yang mampu melepaskan setiap kesusahan bersama terbangnya angin ketulusan?
Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dialami. Siapa pun pandai menghayati cinta tapi tiada siapa yg pandai menilai cinta kerana cinta bukan objek yg boleh di lihat oleh mata kasar. Sebaliknya cinta hanya dapat ditilik melalui hati dan perasaan.
No comments:
Post a Comment