Ketika tersinggung, paling kurang kita akan sibuk membela diri sendiri, dan akan memikirkan kejelekan orang yang membuat kita tersinggung itu.
Kesan yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Bila kita marah, kata-kata jadi tidak terkawal. Stress meningkat. Kerana itu, ketabahan dan kematangan kita untuk "tidak tersinggung" menjadi satu keharusan.
Seharusnya latihlah diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik berkat dari Allah.
Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita. Sebenarnya kita tidak boleh memaksa orang lain membuat sesuatu sama dengan keinginan kita.
Apa yang boleh kita lakukan adalah memaksa diri sendiri memahami orang lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan orang lain kepada kita, walaupun sangat mengguris hati, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap sahaja ini episod atau ujian yang harus kita lalui untuk menguji keimanan kita.
Kita harus belajar bersimpati. Jika tidak ingin mudah tersinggung, maka cari seribu satu alasan untuk boleh menyenangkan hati orang lain. Namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk menyenangkan, bukan untuk membenarkan kesalahan.
Kadang-kadang penghinaan yang diterima adalah kesempatan untuk menyucikan jiwa, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan.
Memaafkan. Memaafkan dengan dada yang lapang. InsyaAllah yang lain akan datang kemudian. Kelapangan hati, ketenangan jiwa, kesegaran roh, akan hadir kepada kita insyaAllah. Pasti.
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka…" Surah Ali-Imran ayat 159
Sent from U Mobile
No comments:
Post a Comment